Beranda | Artikel
Delapan Metode Pembelajaran: Bimbingan dan Nasihat
Selasa, 22 Juni 2021

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary

Delapan Metode Pembelajaran: Bimbingan dan Nasihat merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary dalam pembahasan Mencetak Generasi Rabbani. Kajian ini disampaikan pada Selasa, 4 Dzulqa’dah 1442 H / 15 Juni 2021 M.

Kajian Islam Ilmiah Tentang Delapan Metode Pembelajaran: Bimbingan dan Nasihat

Nasihat itu adalah ilmu, dan Nabi mengidentikkan nasihat itu dengan agama.

الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ

“Agama itu adalah nasihat.” (HR. Muslim)

Inilah yang sangat dibutuhkan oleh anak-anak kita, yaitu nasihat. Bimbing dan nasihatilah selalu anak-anak kita dengan penuh kasih sayang, nasihat yang tulus.

Jiwa anak akan terpengaruh dengan ucapan yang disampaikan kepadanya. Apalagi jika ucapan itu dihiasi dengan keindahan, kelembutan dan kasih sayang. Nasihat yang baik merupakan sarana terbaik dalam upaya mendekat dan masuk kepada jiwa mereka. Apalagi jika nasihat yang kita ucapkan itu tulus dari lubuk hati yang paling dalam. Nasihat seperti itu akan memberikan pengaruh yang sangat positif dan menghujam langsung ke dalam hati mereka.

Ada ungkapan yang berbunyi: “Bicaralah dari hati niscaya kata-katamu masuk ke dalam hati.” Ini adalah salah satu perintah Allah di dalam Al-Qur’an, yaitu menyampaikan nasihat dengan baik. Seperti dalam firman Allah:

… وَقُولُوا لِلنَّاسِ حُسْنًا…

Dan berkatalah kamu kepada manusia dengan kata-kata yang baik.” (QS. Al-Baqarah[2]: 83)

Anak-anak kita memerlukan nasihat, bukan sumpah serapah atau kemarahan atau kata-kata yang tidak perlu. Kadang-kadang kita karena marah mengucapkan kata-kata yang tidak patut dan tidak layak kepada anak, mengucapkan doa-doa yang buruk dan kata-kata yang kasar.

Maka kata-kata yang baik ataupun nasihat dan bimbingan ini bisa disampaikan jika kita bisa meredam marah kepada anak-anak. Seperti Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ketika melihat Al-Hasan mengambil kurma zakat. Walaupun itu salah, Nabi mendekati Al-Hasan, mengambil kurma itu dari mulutnya dan meletakkannya kembali. Beliau tidak marah dan beliau ganti itu dengan nasihat. Beliau berkata kepada cucu beliau itu: “Sesungguhnya kita (keluarga Muhammad) tidak halal memakan harta zakat.”

Satu faedah yang bisa kita petik di sini adalah Nabi bisa menahan amarah kemudian mengganti itu dengan menyampaikan nasihat (ilmu). Kadang-kadang kita tidak bisa mengendalikan marah, kita marah kepada anak yang berbuat salah lalu kita biarkan begitu saja. Mungkin karena kita jengkel kita tidak kuasa memberinya nasihat, yang ada kita marah-marah. Dia memang salah, akal anak-anak memang masih terbatas dan kurang. Dia belum paham, belum mengetahui, belum mengilmui, belum memahami. Jadi wajar dia berbuat salah. Tapi kadang-kadang orang tua tidak bisa menerima itu.

Ketika anak berbuat kesalahan, itulah momen kita menyampaikan nasihat. Walaupun nasihat itu harus berulang-ulang, maka tidak jadi masalah. Ketika seseorang tidak bisa mengendalikan amarahnya, maka hilang seluruh kebijaksanaan dan jangan harap bisa memberikan nasihat yang baik.

Bagaimana penjelasan selanjutnya? Mari download dan simak kajian yang penuh manfaat ini.

Download mp3 Kajian

Lihat juga: Cara Mendidik Anak dan Pentingnya Mencetak Generasi Rabbani


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/50302-delapan-metode-pembelajaran-bimbingan-dan-nasihat/